Bahasa Indonesai yang Baik dan Benar
untuk Melakukan Konfirmasi Keputusan Pelanggan
1.
Teknik
Berbicara
Menurut
Widjaja (2000), teknik berbicara yang harus diperhatikan oleh seorang
komunikator pada saat akan mengomunikasikan suatu pesan kepada komunikan terdiri
atas 3 hal pokok sbg berikut.
a. Penampilan
Dalam komunikasi tatap
muka / menggunakan media audio-visual, seorang komunikator harus menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan komunikan.
b. Penguasaan
Masalah
Seorang komunikator
benar-benar harus menguasai masalah yang akan disampaikan. Tujuannya agar
menimbulkan kepercayaan terhadap pesan dan komunikator.
c. Penguasaan
Bahasa
Bahasa yang digunakan
adalah bahasa yang dapat dipahami oleh komunikan. Komunikatro juga harus
menguasai istilah-istilah umum yang digunakan oleh lingkungan tertentu
(khusus).
Dua
hal penting pada diri komunikator agar komunikasi menjadi efektif:
a. Source
Credibility (Kepercayaan Kepada Komunikator)
Pesan yang
dikomunikasikan mempunyai daya pengaruh yang lebih besar apabila komunikator
mempunyai kredibilitas. Komponen kredibilitas adalah sbg berikut.
1. Otoritas,
memiliki otoritas berarti memiliki keahlian.
2. Good
sense, pendengar akan menyukai gagasan yang dikemukakan secara objektif.
3. Good
character, adalah karakter yang mencerminkan kejujuran, integritas, dan
ketulusan.
4. Good
will, pendengar akan tertarik apabila mereka tahu bahwa yang dibicarakan untuk
kepentingan mereka.
5. Dinamisme,
adalah ekspresi fisikal dan komitmen psikologis terhadap topik pembicaraan.
b. Source
Attractiveness (Daya Tarik Komunikator)
Seorang komunikator
akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya
tarik.
Berikut enam perinsip dalam berbicara, yaitu:
a. Prinsip
Motivasi
Motivasi akan
mendorong seseorang melakukan sesuatu yang sesuai denagn keinginan, kebutuhan,
dan kekurangannya.
b. Prinsip
Perhatian
1. Mengemukakan
anekdot, yaitu sesuatu yang aneh, tidak biasa, atau bersifat humor.
2. Mengambil
hikmah sesuatu yang sekonyong-konyong terjadi.
3. Mengambil
hikmah sesuatu yang cocok.
c. Prinsip
Kegunaan
Seorang
komunikator hendaknya menyampaikan sesuatu yang berguna bagi pendengar.
d. Prinsip
Keindraan
Komunikator
hendaknya menyampaikan sesuatu yang akan melibatkan seluruh indra komunikan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penggunaan panca indra dalam
proses komunikasi secara proporsional adalah indra penglihatan 83%, indra
pendengaran 11%, indra penciuman 3,5%, indra perasa 1,5%, indra pengecap 1%.
Proses komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan menggunakan alat-alat
bantu. Kegunaan alat bantu sebagai berikut.
1. Mengurangi
rasa bosan
2. Menghilangkan
salah pengertian
3. Membantu
menyampaikan pesan secara sistematis, teratur, dan runtut
4. Memperjelas
penjelasan lisan
5. Mengurangi
penjelasan secara lisan karena gambar akan menjelaskan secara otomatis.
e. Prinsip
Pengertian
Agar pembicaraan
mudah dipahami, maka seorang komunikator harus memperhatika hal-hal sbg
berikut.
1. Sebelum
menguraikan pesan, terlebih dahulu disampaikan urutanpokok-pokok pembicaraan.
2. Pesan-pesan
disampaikan secara sistematis dan logis.
3. Penyampaian
pesan disertai dengan penggunaan ungkapan-ungkapan yang konkrit.
f. Prinsip
Ulangan (Pertubian)
Seorang
komunikator hendaknya mengulang hal-hal yang dianggap penting sebagai
penekanan.
Seorang
komunikator harus mengetahui urutan pembicaraan yang baik. Urutan pembicaraan
tersebut meliputi berikut ini.
1. Pembukaan
2. Digest
lead, yaitu memulai suatu pembicaraan dengan pernyataan singkat, jelas dan
padat.
3. Statement
lead, yaitu memulai pembicaraan dengan mengemukakan pernyataan dari para tokoh,
pakar, atau ilmuwan.
4. Circum
stanted lead, yaitu memulai pembicaraan dengan mengemukakan situasi dan kondisi
yang terjadi pada saat pembicaraan berlangsung.
5. Suspended
interest, yaitu memulai pembicaraan dengan pernyataan yang menarik, baik yang
bersifat humor maupun urgent.
6. Question
lead, yaitu melalui suatu pembicaraan dengan melontarkan pertanyaan yang
mengagetkan.
7. Teknik
anekdot, yaitu memulai pembicaraan dengan menggunkan kata-kata yang lucu, aneh,
atau tidak biasa terjadi untuk membangkitkan gairah komunikan.
8. Isi,
mencakup garis besar lengkap, garis besar singkat, dan garis besar alur teknis.
9. Penutup
suatu pembicaraan merupakan ringkasan materi yang telah disampaikan atau juga
dapat berisi saran, ajakan, dan harapan.
Model-model / pola-pola penyampaian
pesan.
a. Pola
waktu (time order), yaitu penyampaian pesan berdasarkan urutan waktu.
b. Pola
tempat (place order), yaitu penyampaian pesan berdasrkan urutan tempat.
c. Pola
topik (topic order), yaitu penyampaian pesan yang didahului dengan pendahuluan,
kemudian diikuti dengan pembahasan topik demi topik.
2. Estetika Berbicara
Estetika
merupakan satu cara untuk menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan
berbicara. Estetika berbicara meliputi hal-hal sbg berikut.
a. Rendah
hati atau tidak sombong,
b. Jangan
bermuka cemberut, usahakan wajah berseri-seri,
c. Hindari
istilah-istilah teknis,
d. Gunakan
kata-kata tindakan action,
e. Berbicara
dengan tekanan tertentu, dll.
Hal-hal
yang sebaiknya tidak dilakukan pada saat berbicara adalah sbg berikut.
a. Memutar
atau melempar-lempar benda di tangan,
b. Mempermainkan
benda atau barang yang dipegang,
c. Bersikap
seenaknya, tanpa menyadari siapa dirinya,
d. Memberikan
pesan tanpa persiapan,
e. Melakukan
sesuatu yang menggangu perhatian,dll.
3. Mengatasi Konflik Saat Konfirmasi
Pada
hakikatnya, konflik dapat didefinisikan sebagai segala jenis interaksi
pertentangan atau antagonistik antara dua orang atau lebih.
a. Penyebab
konflik
Menurut Supardi
dan Anwar (2004), penyebab munculnya konflik dapat diuraikan sebagai struktur,
komunikasi, dan pribadi.
Menurut Nye (1973)
dalam bukunya Conflict Among Human, sumber-sumber konflik dapat dibedakan
menjadi lima, yaitu sbg berikut.
1. Kompetisi,
2. Dominasi,
3. Kegagalan,
4. Provokasi,
5. Perbedaan
nilai.
b. Perubahan
pandangan tentang konflik
Konflik yang
dapat mengembangakan kegiatan organisasi disebut konflik fungsional. Konflik
yang mengganggu pelaksanaan kegiatan disebut konflik disfungsional.contoh
konflik fungsional adalah sbg berikut.
1. Manajer
dapat menemukan cara penggunaan dana yang baik.
2. Lebih
mempersatukan para anggota organisasi.
3. Manajer
mungkin menemukan cara perbaikan prestasi organisasi.
Contoh konflik
disfungsional adalah sbg berikut.
1. Kerjasama
antar manajer dapat rusak.
2. Koordinasi
kegiatan-kegiatan organisasi sulit untuk dilakukan.
Tabel
2.10 Macam-macam Pandangan tentang Konflik
Pandangan Lama
|
Pandangan
Baru
|
a. Konflik dapat dihindari
|
a)
Konflik tidak dapat dihindari.
|
b. Konflik disebabkan oleh kesalahan manajemen dalam perancangan dan
pengolahan organisasi.
|
b)
Konflik timbul karena banyak sebab, termasuk
struktur organisasi, perbedaan tujuan, perbedaan dalam persepsi, dan
nilai-nilai pribadi.
|
c.
Konflik
mengganggu organisasi dan menghalangi pelaksanaan optimal.
|
c)
Konflik dapat membantu atau menghambat pelaksanaan
kegiatan organisasi dalam berbagai derajat.
|
d. Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal membutuhkan tingkat
konflik yang moderat.
|
d)
Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal
membutuhakan penghapusan konflik.
|
e.
Tugas
manajemen adalah menghilangkan konflik.
|
e)
Tugas manajemen adalah mengelola tingkat konflik
dan menyelesaikannya.
|
c. Jenis-jenis
konflik
1. Konflik
dalam diri individu.
2. Konflik
antarindividu dalam organisasi yang sama.
3. Konflik
antarindividu dan kelompok.
4. Konflik
antarkelompok dalam organisasi yang sama.
5. Konflik
antarorganisasi.
d. Metode-metode
pengolahan konflik
1. Metode
stimulasi konflik diantaranya:
a. Pemasukan
/ penemuan orang luar ke dalam kelompok,
b. Penyusunan
kembali organisasi,
c. Penawaran
bonus, pembayaran insentif, dan penghargaan untuk mendorong persaingan,
d. Pemilihan
manajer-manajer yang tepat,
e. Perlakuan
yang beda dengan kebiasaan.
2. Metode
pengurangan konflik ada dua, yaitu:
a. Metode
pertama, mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih
tepat diterima oleh kedua kelompok,
b. Metode
kedua, mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk menghadapi ancaman
atau musuh yang sama.
3. Metode
penyelesaian konflik
a. Dominasi
dan penekanan
1. Forcing
(kekerasan) bersifat menekan secara otokratik.
2. Smoothing
(penenangan dengan halus) merupakan cara yang diplomatis.
3. Avoidance
(penghindaran), manajer menghindar untuk mengmbil posisi yang tegas.
4. Majoritas
rule (kaidaj mayoritas), mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok
dengan melakukan voting.
b. Kompromi
1. Separation
(pemisahan), pihak-pihak yang bertentangan dipisahkan sampai mereka mendapat
persetujuan.
2. Arbitrasi
(perwasitan), pihak ketiga (manajer) diminta memberi pendapat kembali untuk
peraturan-peraturan yang berlaku.
c. Pemecahan
masalah integrative
1. Konsensus,
pihak-pihak yang sedang bertentang bertemu bersama untuk mencari penyelesaian
terbaik.
2. Konfrontasi,
pihak-pihak yang sedang bertentangan menyatakan pendapatnya secara langsung.
3. Superordinate
goals (penggunaan-penggunaan tujuan yang lebih tinggi).
Tabel
2.11 Konflik Struktural
Konflik
|
Keterangan
|
a. Hierarki
|
Konflik
antara berbagai tingkatan organisasi.
|
b. Fungsional
|
Konflik
antara tingkatan departemen fungsional organisasi.
|
c.
Lini-staf
|
Konflik
antara lini dan staf.
|
d. Formal-informal
|
Konflik
antara organisasi formal dan informal.
|
togel sgp
BalasHapusAyo segera
Agen TOGEL 4DPOIN,Online Terpercaya.
Minimal Deposit Dan Withdraw 20.000
Keterangan Lebih Lanjut, Anda Bisa Hubungi Disini.
★ Pin BBM : D1A279B6
★Pin BBM : 7B83E334
★Whatsapp : +85598291698
★Skype : Poin.4D
★Line : +85598291698